Bunga Rampai 21 Oktober 08

Rabu, Oktober 22, 2008






Karena sudah diberitahu seminggu sebelumnya kalau Papa Reza bakalan nginep di kantor hari Selasa 21 Oktober, gw segera menghubungi teman gw di kantor lama untuk dinner bareng, secara dia pasti mau nganterin pulang. Hehehehe…. Thank you ya Fen sebelumnya.

Dan ternyata bos besar teman-teman gw (divisi gw dulu) di kantor Tanah Kusir itu kebetulan lagi dinas luar negeri dari tanggal 21 – 24 Oktober, jadi bebas deh untuk bisa pulang cepat. Sehingga dengan segera Pak Yendy dan Suci mengiyakan, sedangkan Fenny sih musti minta ijin dulu untuk pulang cepat ( pulang jam 17.30 kok ijin !! after office hour kaleee….hahahaha ). Ronny, bekas rekan kerja gw dulu yang sudah pindah, juga langsung mengiyakan.

Nah, sekarang tinggal proses yang paling rumitnya, nentuin mau makan dimana. Kita sudah ribet banget bales-balesan email dari tanggal 16 Oktober. Mulai dari Outback Steak (yang langsung ditolak karena, katanya, sudah nggak seenak dulu), Plaza Senayan atau Senayan City (aduh…please deh, bosan banget !!) dan Plaza FX (juga ditolak karena harus masuk jalur 3 in 1). Bener kan ribet ?!?

Sebenarnya sih kalau sudah jelas siapa donatur untuk dinner ini, lebih gampang buat nentuin lokasinya. Langsung aja kita tembak Pak Yendy, bagaimana nih boss ?? Ada donatur ?? ADA, katanya. Berarti lokasi langsung tidak jadi masalah.

Terpilihlah usul dan promosi Feny untuk mencoba Restaurant Bunga Rampai di Jl. Cik Ditiro No. 35, Menteng. Sebenarnya gw sih ragu banget dengan usulan tempat dia kali ini, mengingat sebelumnya dia sudah gagal total dalam memberikan usulan tempat makan, baik dari segi rasa (aneh), kuantitas (dikit banget) maupun harga (mahal banget per porsinya, ± Rp 35.000). Parah banget deh… Salah satu resto Jepang di Plaza Senayan (MM) gitu deh. Mana waktu itu ngajak ibu hamil, kebayang dong nafsu makanannya..tapi karena harganya mahal, jadi deh musti makan indomie lagi. Pak Yendy aja, yang tinggal di Jepang bertahun-tahun, sampai bingung mau milih menunya hahahaha….

Tapi karena anak-anak yang lain sudah pada setuju semua, pasrah deh gw... (kan gw pulangnya nebeng dia hiks hiks hiks). Kita janjian kumpul di Plaza Senayan jam 18.15 WIB, secara lokasinya pas banget ditengah-tengah buat ngumpul dari 3 arah : Tanah Kusir, Kebayoran Lama dan Plaza Bapindo. Gw sampai di sana jam 18.00 ternyata dapat kabar kalau Ronny belum sampai, jadi deh gw berniat keliling-keliling kebetulan Metro lagi Big Sale. Belum sempat dapet apa-apa, udah ketemuan sama Suci dan Fenny di area sepatu. Langsung kita ke bawah jam besar, disana sudah nunggu Pak Yendy dan Ronny.

Kita sepakat untuk naik mobil Pak Yendy aja, jadi deh mobil Fenny parkir dengan manisnya di PS, begitu juga dengan Ronny, yang bawa motor. Karena sudah lama nggak ngumpul-ngumpul bareng, begitu naik mobil, langsung deh dimulain dengan cela-celaan parah…apalagi dengan ketabahan Suci menghadapi keribetan (banyak banget maunya !!), aksi ambil untung dari perusahaan buat kepentingan pribadi, kemanjaan dan kegenitan bos-bosnya. Untung gw udah keluar dari sana, kebayang deh kalau masih kerja di sana…

Setelah muter-muter cari jalan menuju restaurantnya yang agak ribet karena nggak tahu jalan, sampai juga kita di Bunga Rampai. Hmmm…nuansa masa lampau langsung terasa begitu memasuki parkiran dengan cahaya remang-remang, yang kebetulan lebih sepi dari biasanya (kata Fenny yang kesana untuk ke 3 kalinya).





Benar-benar rumah peninggalan Belanda dengan seluruh catnya yang berwarna gading, penataan meja dan furniture yang elegan, serta suasana romantis yang langsung terasa begitu kita memasuki bangunan restaurant. Hmmmm…kalau lihat suasananya doang sih, sudah pasti kita jatuh hati sama restaurant ini. Alunan musik dari 3 orang pemain biola, gitar dan bass besar benar-benar menghanyutkan…





Menurut pelayan yang berbusana jas hitam rapi banget, Bunga Rampai ini ada sejak bulan Juli 2007. Dulunya merupakan rumah Drg Sumardjono, dokter gigi pertama di Indonesia loh !! Terus dijual kepada Ibu Muslim Taher yang kemudian oleh anaknya dijadikan Restaurant Bunga Rampai ini. Selain Bunga Rampai, pemiliknya juga merupakan pemilik yang sama dari restaurant yang sama-sama mengusung tema fine dining dengan menu Indonesia : Kembang Goela (Jl. Jend. Sudirman depan Gedung Plaza Sentral) dan Merah Delima (Jl. Wijaya 2).

Setelah tanya-tanya ke pelayan menu apa yang menjadi favorit pengunjung, akhirnya terpilihlah :
Makanan Pembuka :
- Otak-otak Tangkai Tebu (Rp. 47.000/ porsi dan rasanya kayak otak-otak pada umumnya)
- Kembang Pacar (Rp. 66.000/ porsi, ini adalah udang goreng tepung, ok lah..karena udangnya manis)

Makanan Utama :
- Nasi Ijo (Rp. 15.000/ porsi dan kita pesan 3 porsi untuk berlima. Hijaunya dari daun pandan dan gurihnya terasa sekali.)
- Kerapu Goreng Saus Mangga (Rp. 93.500/ porsi, yach..kayak kerapu goreng tepung pada umumnya juga)
- Satay Bunga Rampai (Rp. 174.500/ porsi, yang terdiri dari masing-masing 2 tusuk satay lilit, ayam, udang bakar dan kambing)
- Tumis Asparagus (Rp. 55.000/ porsi, yang campurannya antara lain asparagus, tahu sutera dan jamur. Tetap aja biasa rasanya)
- Daging Sengkel (Rp. 55.500/ porsi, nah kalau ini kok mirip semur daging kecap tapi tanpa kuah yach ?!? Tapi dagingnya empuk banget…)
- Aneka sambal (Rp. 28.000 yang terdiri dari 3 jenis sambal, diantaranya ada sambal mangga)


Minuman :

- Juice Merah Muda (Rp. 30.000/ gelas)

- Di Tiro Punch (Rp. 40.000/ gelas, campuran Kiwi dan Melon)

- Segareku (Rp. 40.000/ gelas, yach campuran Melon dan Leci gitu deh)

- Lemongrass Squash ( Rp. 30.000/ gelas dan minuman yang direkomendasikan pelayannya)






Kita ditawarin juga berbagai dessert namun karena sudah full dan harganya juga mahal banget; es cendol aja Rp. 25.000/ gelas ???!!!???. Kita memutuskan untuk tidak memesan dessert apa pun, gw dan Pak Yendy menutupnya dengan Houses Blended Cofee (Rp. 22.500/ gelas). Rasanya pas banget di mulut dan aromanya juga kuat. Baru mantap ini rasanya… Suci hampir melakukan kesalahan dengan berniat memesan air putih, yang langsung ditanya oleh pelayannya : biasa atau sparkling ?? Tapi langsung dihalang-halangi oleh Pak Yendy dan setelah pelayannya pergi baru deh dia dikasih tahu kalau harga air putihnya, mau biasa atau sparkling itu Rp. 25.000. Please deh…kalah kopi gw !!!


Dari awal kita sampai di Bunga Rampai, Pak Yendy sudah celingak-celinguk sana sini sambil ngomentarin bangunan dan suasana di sana. Bangunannya yang biasa aja, makanannya juga rasanya standard banget dan harganya yang terlalu mahal. Sehingga, menurut dia, resto macam begini umurnya nggak bakalan lama. Dan langsung dibantah habis-habisan oleh Fenny, justru resto kayak gini akan bertahan karena punya pelanggan tersendiri dari kelas tersendiri, untuk menjamu tamu-tamu asing maupun klien ataupun acara ramah tamah. Kalau gw sih nggak tertarik makan lagi di sana…secara gw sangat mengusung tema : Enak, Banyak dan Murah. Paling nggak 2 faktor harus ada deh...hehehehe

Kita ngobrol-ngobrol sampai puas banget di sana, sampai akhirnya Suci memutuskan untuk ke kamar kecil sambil kita nunggu tagihan. Setelah dia balik, gantian Fenny dan gw yang kepengen…dan Suci langsung menyarankan untuk bareng aja sama gw. Lha..!?!? Siapa coba yang nggak curiga, Suci itu kan bisa melihat yang nggak semua orang lihat !! Akhirnya, gw dan Fenny memutuskan untuk melakukan pee di rumah masing-masing aja sambil mengajak yang lain untuk segera pulang.

Sebelum pulang, kita keliling dulu ke tiap-tiap ruangan di Bunga Rampai. Benar-benar elegan dan romantis, suasana kolonial Belanda benar-benar terasa !!! Letak ruangannya kayaknya tidak ada yang diubah sama sekali. Karena penuh, ada kantor yang kebetulan bikin acara halal bihalal, kita dapat mejanya di bagian belakang rumah. Tapi tetap ok kok suasananya, walaupun agak hangat. Dan mulai terasa menakutkan juga sih melihat perubahan sikapnya Suci


Bener khan !!!!! Di mobil, Suci cerita kalau dia tuh ngelihat nenek di depan kamar mandi, yang lagi ngelihatin dia gitu. Hi….. Untung gw dan Fenny batal ke kamar kecil, mau berdua atau berlima itu sih tetap aja serem gila !!!! Memang sih gw nggak bisa lihat, tapi kan perasaan udah berasa nggak enak !!! Apalagi telah dipastikan oleh Suci kalau nenek-nenek yang dia lihat di kamar mandi itu persis dengan yang ada di lukisan dekat pintu masuk. Dasyat !!!




Setelah diturunkankan di PS kembali jam 22.10 WIB, gw langsung cepat-cepat ngacir ke mobil takut nggak bisa nahan pee lebih lama lagi soalnya toilet PS kan jam 22.00 sudah tertutup semua. Untung jalanan lancar, 30 menit kemudian gw sudah sampai rumah. Bertemu dengan Sesha ku yang nggak mau tidur sampai mamanya pulang. Iya sayang…mama datang. Thank you ya Fen untuk tumpangannya. Dan thank you juga untuk semuanya; Suci, Pak Yendy dan Ronny.




1 komentar:

  1. Nn mengatakan...:

    Keliatan dari foto2nya suasana Bunga Rampai ok banget yaa, tp kalo mknnya std n harga mahal banget, jadi males, hehehehe... Trus ditambah extra cerita di toilet gitu, duh gak deh, hahahaha...

 
Belahan Jiwa © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets